Monday, April 16, 2007

Khadijah Lovers - Blog Pecinta Khadijah

Membayangkan sebuah cinta sejati? Selama ini, cinta sejati seringkali hanya dibayangkan dalam kisah-kisah novel, dan itu pun seringkali hanya fiktif belaka. Cinta sejati bukan tumbuh dari keelokan fisik, namun lebih pada keterpesonaan akan keelokan jiwa. Dalam buku ini, dikisahkan betapa Khadijah berdebar-debar dengan kejujuran Muhammad. Khadijah yang sudah menjanda beberapa lama seperti menemukan kembali api kehidupannya setelah melihat keindahan pribadi Muhammad.
Khadijah adalah seorang pedagang sukses yang berasal dari klan terhormat suku Quraisy Makkah. Terkenal sebagai wanita suci yang tidak pernah terlibat dalam tradisi jahiliyyah masyarakat Mekkah waktu itu. Dan kisah cinta ini menemukan titik awalnya. Muhammad dipilih oleh Khadijah untuk menjadi pemimpin kafilah niaganya ke negeri Syam. Kerja sama ini menghasilkan sebuah keuntungan yang besar. Namun bukan hal tersebut yang selalu menyita pikiran Khadijah. Akan tetapi, kejujuran Muhammad dan integritas pribadinya selalu menyita pikirannya. Khadijah sadar bahwa bahwa api cinta mulai memercik di hatinya. Namun dia juga tahu bahwa cinta yang tumbuh di hatinya adalah perasaan yang wajar bagi wanita mulia yang mendambakan seorang pendamping hidup yang dapat dipercaya. Bahkan, Khadijah meyakini bahwa rasa cinta itu adalah anugerah Tuhan kepada dirinya.
Adalah skenario Allah yang kemudian mempertemukan keduanya dalam sebuah mahligai perkawinan. Cinta telah menemukan pengesahan dan kebahagiaannya. Akan tetapi, kisah cinta ini belum berakhir.
Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul terakhir. Ajaran Islam yang dibawanya bertentangan sama sekali dengan tatanan lama masyarakat Quraisy Mekkah yang sangat patriarkis dan despotis. Penentangan secara fisik dan psikis datang seperti ombak yang tidak pernah berhenti bergelombang. Cinta Khadijah yang dikukuhkan oleh keimanan membuatnya seperti batu karang yang selalu membentengi Muhammad. Dan cinta pula yang membuat Khadijah menjadi tempat kembali bagi Muhammad dengan segala keluh kesah dan kepenatan fisik serta jiwanya. Dan hingga jiwa Khadijah meninggalkan raganya, Muhammad tidak mampu menepis rasa sedihnya yang sangat mendalam. Muhammad kehilangan cinta sejati, istri teladan yang selalu berada di sisinya dalam kondisi yang serumit apapun. Bahkan, tahun kemangkatan Khadijah disebut sebagai tahun kesedihan (Âmul huzn) bagi Muhammad dan sejarah Islam.
Kisah Khadijah dan Muhammad bisa dijadikan sebuah tolak ukur, bagaimana sebuah cinta sejati bisa membawa manusia pada kebaikan. Menuju rumah indah yang disediakan bagi orang-orang mukmin di Surga.http://penerbitpena.com

6 comments:

Anonymous said...

Sungguh menarik kisah love story ini.

Anonymous said...

Sebagai laki-laki, aku jatuh cinta sama sosok Khadijah. Ya.. Allah, pertemukan aku dengan Khadijah zaman ini. Tapi apakah aku Muhammad zaman ini? yang pasti bukan. Tapi boleh dong aku mengharap cinta seperti khadijah....

Anonymous said...

Aku terharu. pacarku memberiku kado ulang tahun buku khadijah the true love story of muhammad. Terima kasih sayang. Aku cinta kamu.

Anonymous said...

Aku pengen dech punya seperti khadijah

Anonymous said...

Thanks for writing this.

V.Rachmawati said...

khadijah kereen banget,,,